galaksi baru

di meja makan datang pikiran mungkin memang ini saatnya mencari galaksi baru. sup kacang merah terlihat seperti debu-debu kosmis dan dapur yang remang-remang membuat rindu pada cahaya yang pecah jadi pelangi. lalu kita berbicara tentang losmen kedasih dan tukang kaca mata keliling. tentang respek dan milkshake. sampai akhirnya, tentang renovasi rumah yang belum kunjung dimulai. diam-diam ada yang memeluk kakiku seperti arwah yang enggan terbang. sampai ke mana petualangan akan membawa dirimu. ke ruang tamu yang layak masuk majalah, di mana keluarga dan kawan-kawanmu minum teh dan makan kue coklat, atau sebuah planet asing yang udaranya menjanjikan sejarah penuh kemenangan bagi umat manusia, atau hanya sebuah tempat, di mana pun itu asal tidak di sini, di mana kau bisa mati. lebih berarti mungkin, tapi tetap mati. karena ketika kecoak terakhir terguling kaku, tidak ada lagi yang makan sup kacang merah. dan debu-debu kosmis tetap melayang-layang di luar sana seakan-akan tidak pernah ada yang meninggalkan bumi. 

dimuat di Selatan Musim Hujan 2015

Log #11

dalam mimpi aku bermimpi tentang masa depan. aku melihat jakarta diserang hujan lebat dan badai yang luar biasa. langitnya membiru, begitu legam. awannya tak lagi tembus pandang, menjelma raksasa penyebar takut. dan mereka membayangi sepasang pencakar langit berdinding kaca yang pada posisinya yang terancam justru memantulkan semesta biru di atas mereka. tak berdaya ikut menyiarkan kabar kelam kepada sekumpulan manusia, termasuk aku, yang gemetar di bawah mereka.

rambutku masai dikacau angin dan aku hampir kehilangan kuasa atas keseimbangan tubuhku. namun aku tetap pada tempatku berdiri. menatap langit dan awan yang segera menerkam gedung kembar yang rupanya sudah terlalu mirip opresor mereka. di tengah-tengah segala yang biru itu aku merasa seperti berada di dasar laut. mati tenggelam tetapi tetap mampu merasa pengapnya.

lalu dalam mimpiku aku bermimpi bahwa aku melesat ke dalam mobil keluargaku. ada ayahku, kakakku perempuan beserta suami dan anaknya laki-laki. kami sedang melaju menghindari angin.