sakit gigi

mencoba mencari puisi di antara sakit gigi mungkin seperti menyelam tapi tidak mau basah. main-main dulu di pantai, mengumpulkan kerang, membangun istana pasir. lalu menyewa perahu layar ke tengah lautan dan memandangi air laut yang seperti agar-agar, mencoba menahan dorongan ingin terjun ke dalamnya. karena pasti fatal akibatnya kalau aku hanya tahu bagaimana terlihat menarik di dalam bikini kuning mustard, bukan pakaian selam. terombang-ambing dalam kesendirian seperti ini saja sudah cukup cantik. aku tidak perlu lagi kesunyian yang lebih dalam dan koral-koral menawan di bawah sana. ah ya, lain kali aku akan menyewa kapal selam saja. siapa bilang menyelam harus basah. lagipula puisi tidak pernah ada di balik sakit gigi. ada-ada saja.

 

“A poem should not mean
But be”
– Archibald MacLeish

 

– pertama kali diterbitkan di sini

a grim tale

dan di depan pintunya, ketika
angin mengusir siang dan mengundang gigil,
remah roti yang terakhir     
j
a
t
u
h
.

mungkin ini semacam pertanda

~

pada suatu hari,
aku menemukannya di dekat sebuah air mancur
berdiri seperti markas penyihir berhias kembang gula

lalu menggodaku, “mari sini,
singgah barang sebentar.”

entah karena lelah,
atau terlalu terpesona,
atau memang cerdik,

aku cuma bisa diam

melihat puluhan hansel dan gretel
memesan anggur dan sepiring kue orang orangan jahe.

ah, alangkah bahagianya

ketika tahu tungku penyihir mendidih di kesunyian dapur
sementara gergasi, kurcaci dan tentara mainan selalu berkata
“nanti…”

karena cerita belum saatnya berakhir dan nenek sihir
belum boleh berkata jampi.

~

apakahrahasiaapakahbahagiaapakahpertanda
lebur jadi sunyi jadi
sorak sorai jadi
api jadi
mati
jadi
ja
di
j
a
d
i

—selesai 25 agustus 2008 (setelah setahun mendekam bersama debu, with a little help from MJ)