galaksi baru

di meja makan datang pikiran mungkin memang ini saatnya mencari galaksi baru. sup kacang merah terlihat seperti debu-debu kosmis dan dapur yang remang-remang membuat rindu pada cahaya yang pecah jadi pelangi. lalu kita berbicara tentang losmen kedasih dan tukang kaca mata keliling. tentang respek dan milkshake. sampai akhirnya, tentang renovasi rumah yang belum kunjung dimulai. diam-diam ada yang memeluk kakiku seperti arwah yang enggan terbang. sampai ke mana petualangan akan membawa dirimu. ke ruang tamu yang layak masuk majalah, di mana keluarga dan kawan-kawanmu minum teh dan makan kue coklat, atau sebuah planet asing yang udaranya menjanjikan sejarah penuh kemenangan bagi umat manusia, atau hanya sebuah tempat, di mana pun itu asal tidak di sini, di mana kau bisa mati. lebih berarti mungkin, tapi tetap mati. karena ketika kecoak terakhir terguling kaku, tidak ada lagi yang makan sup kacang merah. dan debu-debu kosmis tetap melayang-layang di luar sana seakan-akan tidak pernah ada yang meninggalkan bumi. 

dimuat di Selatan Musim Hujan 2015

a grim tale

dan di depan pintunya, ketika
angin mengusir siang dan mengundang gigil,
remah roti yang terakhir     
j
a
t
u
h
.

mungkin ini semacam pertanda

~

pada suatu hari,
aku menemukannya di dekat sebuah air mancur
berdiri seperti markas penyihir berhias kembang gula

lalu menggodaku, “mari sini,
singgah barang sebentar.”

entah karena lelah,
atau terlalu terpesona,
atau memang cerdik,

aku cuma bisa diam

melihat puluhan hansel dan gretel
memesan anggur dan sepiring kue orang orangan jahe.

ah, alangkah bahagianya

ketika tahu tungku penyihir mendidih di kesunyian dapur
sementara gergasi, kurcaci dan tentara mainan selalu berkata
“nanti…”

karena cerita belum saatnya berakhir dan nenek sihir
belum boleh berkata jampi.

~

apakahrahasiaapakahbahagiaapakahpertanda
lebur jadi sunyi jadi
sorak sorai jadi
api jadi
mati
jadi
ja
di
j
a
d
i

—selesai 25 agustus 2008 (setelah setahun mendekam bersama debu, with a little help from MJ)