hari hari seperti renta
berjalan terseok walau dengan tongkat
mungkin sudah saatnya kau meneliti, teman,
jejak jejak yang tanpa sadar sudah kupetakan di atas tanah ini
di mana setiap daun yang terserak
bertuliskan namaku-
dan daun yang terakhir
akhirnya gugur
ah,
kerentaanku
menakutkanku
seperti lagu pop lama yang dirilis ulang
kuharap ini
hanya
bualan
“sebuah prediksi kematianku? – ah, kuharap bukan!”
Like this:
Like Loading...
Related
Published by violeteye
Gratiagusti Chananya Rompas was born in Jakarta, 19 August 1979. She studied English Literature in Universitas Indonesia, Depok (2003) and received her masters in The Gothic Imagination from University of Stirling, Scotland (2005).
She is one of the founders of Komunitas BungaMatahari, a mailing list-based Indonesian poetry community that have embraced many poetry enthusiasts with its catchphrase “semua bisa berpuisi” or, roughly translated, “poetry for all”. She is also involved in Selatan, a literary journal, and Paviliun Puisi, a monthly open mic event--both managed by her and her like-minded friends.
She currently resides in Jakarta, trying to find balance between writing and day-to-day living.
View all posts by violeteye
tante anya….
anda semakin 'membahayakan' di sana….
hebad….
semakin dalam dan filosofis….
kewl.